Bob Sadino Sang Petualang
75 Tahun yang lalu, tepatnya tanggal 9 Maret 1939, di bumi Indonesia ini, lahir seseorang yang akan menjadi pribadi yang fenomenal, nyentrik, dan mampu membuat perbedaan di negara yang kita cintai ini, siapakah dia???
Dialah Bambang Mustari Sadino atau terkemudian lebih dikenal dengan nama Bob Sadino, beliau lahir
di Tanjung Karang/Bandar Lampung, beliau adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang
berbisnis di bidang pangan dan peternakan serta pemilik dari jaringan
usaha Kemfood dan Kemchick, itulah yang kita kenal saat ini. Namun, tahukah kita kisah inspiratif hidupnya sebelum menuju kesana, bagaimana beliau jatuh bangun dari satu profesi ke profesi lainnya, dan apa sajakah resep kesuksesannya yang bisa kita pelajari.
Petualangan berkeliling dunia di usia muda
Bob Sadino sebenarnya lahir dari sebuah keluarga yang hidup
berkecukupan, bahkan ia bisa berkeliling dunia pada usia 19 Tahun dengan menghabiskan seluruh harta kekayaan yang merupakan warisan dari keluarganya. setelah merasa cukup berpetualang, akhirnya beliau menetap di salah satu negara eropa, tepatnya yaitu Belanda, disana beliau menetap kurang lebih 9 tahun, dan disana pula beliau bertemu pasangan hidupnya Soelami Soejoed. Bayangkan guys, semuda itu sudah bisa berkeliling dunia, tentunya banyak sekali hal yang bisa dilihat dan dipelajari, dan memang sepertinya pengalaman-pengalaman ini pulalah yang merupakan salah satu hal yang membentuknya dan memperkaya wawasannya.
Petualangan berganti profesi dan bisnis
Kendati lahir dari keluarga berkecukupan, Bob Sadino muda yang kembali ke Indonesia pada Tahun 1967, memiliki jiwa kemandirian yang luar biasa, entah itu untuk mampu bekerja sebagai pekerja kasar, atau merintis bisnis enterpreneur. Bob Sadino pernah bekerja pada suatu perusahaan, dan kemudian keluar untuk merintis bisnis enterpreneur, yaitu penyewaaan mobil, dimana yang jadi supirnya beliau sendiri, akan tetapi karena suatu tragedi/kecelakaan, bisnis ini akhirnya gulung tikar, dalam rangka memperbaiki kendaraan yang rusak parah, beliau sempat bekerja menjadi kuli bangunan. Di titik terendah inilah beliau mulai merintis usaha yang terkemudian akan menjadi trade mark yang melekat pada dirinya, yaitu bisnis telur ayam negeri, saat itu yang menjadi tren di masyarakat Indonesia adalah teluar ayam kampung, sehingga dalam rangka menjual produknya tersebut, Bob Sadino melakukannya door to door, dan dikarenakan produk tersebut baru populer di luar negeri, maka di awal kehadirannya, yang menjadi konsumen Bob Sadino adalah para ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri. Seiring berjalannya waktu dan berkat kegigihannya, usaha tersebut berkembang pesat, dan telur ayam negeri menjadi salah satu konsumsi wajib di Indonesia he he he, kenapa wajib ya guys? soale anakku mah sehari-harinya cuman mau makan sama itu he he he, hape duehhh.
Anyway ternyata si om Bob ini gak mau berhenti cuman disitu lho guys, beliau juga mengekploitasi ayam termasuk dagingnya he he he, daging ayam maksudnya. Catatan awal tahun 1985 menyebutkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob Sadino mampu menjual 40-50 ton daging segar dan 60-70 ton daging olahan, dan beliau juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia, sehingga di tahun tersebut pula beliau mampu menjual sayuran segar 100 ton per bulannya. Fantastik ya..
Berdasarkan beberapa literatur, sebenarnya keberhasilan Bob Sadino justru berasal dari ketidaktahuannya, tetapi karena dibarengi oleh keberanian dan jiwa kemandirian, beliau berani untuk langsung
terjun ke lapangan, akan tetapi ya implikasinya bisa dibayangkan, di awal usahanya beliau kurang berhasil, akan tetapi karena beliau mau memulai dan menyelami jatuh bangun bisnisnya, beliau kemudian jadi trampil dan menguasai bidangnya, dan meraih kesuksesan. Berdasarkan hal tersebut bisa dikatakan metode bisnis Bob Sadino sebenarnya sedikit ortodoks dan sangat berbeda dari pebisnis kebanyakan, dimana kebanyakan pebisnis memulai bisnisnya dengan mempelajari segala sesuatunya terlebih dahulu, akan tetapi ternyata waktu membuktikan bahwa justru metode beliaulah yang efektif dalam membangun jiwa enterpreneur yang tangguh dan berhasil. Ketika beliau diwawancarai mengenai bisnis yang bagus, dengan ringan beliau menjawab bahwasannya bisnis yang bagus adalah bisnis yang dibuka/dikerjakan sesegera mungkin, bukan ditanyakan terus. Sepenggal kalimat tersebut secara lugas memang menyatakan sikap beliau untuk mau langsung terjun dan mengalami sendiri prosesnya, dan hal ini selaras sekali dengan perjalanan/petualangan bisnisnya. Selain fondasi tersebut, yang mendukung kesuksesan Bob Sadino dalam bisnisnya adalah sikap beliau yang selalu luwes terhadap pelanggan, beliau mau
mendengarkan saran dan keluhan pelanggan, serta beliau juga menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga.
Bob Sadino tidak mau bergerak di luar bisnis
makanan, karena bagi beliau, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya.
Pengusaha nyentrik dan cinta keluarga
Hal yang mungkin akan paling dikenal dari seorang Bob Sadino adalah penampilannya yang nyentrik, beliau sering terlihat mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri
khasnya, Haji yang merupakan penggemar berat musik klasik dan jazz ini mengatakan, bahwa saat-saat yang paling indah bagi dirinya adalah ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.
Perjalanan hidup manusia berakhir tatkala maut menjemput, begitupun petualangan pengusaha sukses yang pantang menyerah pada keadaan tersebut, setelah sempat dirawat selama dua bulan, Bob Sadino akhirnya
menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari
Senin, tanggal 19 januari 2015 setelah berjuang dengan penyakitnya yaitu
infeksi saluran pernafasan kronis. Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam
2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan usianya yang sudah lanjut serta
kondisinya yang makin menurun setelah istrinya meninggal dunia pada Juli 2014.
Selamat jalan om Bob, semoga semangatmu tetap menginspirasi kami ..
ReplyDelete