Nasyid, Apa Kabarnya?
Saat itu tahun 2000an, maaf ya guys saya lupa kapan-kapannya, cuman yang saya ingat, pada tahun tersebut, yang namanya nasyid, sebagai salah satu musik alternatif bagi pecinta musik positif, positif dalam redaksional syair maupun hal-hal yang bersifat visual terkait musik tersebut sangatlah Booming. Alhamdulillah, penulis sempat berucap demikian waktu itu, karena ternyata musik yang santun masih banyak digandrungi orang, dari anak-anak sampe para orang tua, sering saya dengarkan orang-orang di sekitar saya, di lingkungan manapun saya berada, mereka senang bersenandung lagu-lagu dari Raihan, Snada, The Fikr (tim nasyid favorit penulis he he he) serta banyak lagi, bahkan artis-artis nasionalpun yang menyandang konotasi hedonispun, sempat terkena euforia nasyid, banyak musik-musik positif yang hadir dari buah karya mereka, sebut saja Gigi yang senantiasa konsisten mempopulerkan musik positif tersebut, terutama pada bulan ramadhan.
Saat itu sempat tersembur harapan besar akan bangkitnya musik islami/positif, apalagi radio-radio islami, khususnya di Bandung, sebut saja MQ, Harmoni dan beberapa radio lainnya, sering sekali memutar lagu-lagu penyejuk hati tersebut, sehingga semakin meningkatkan gaungnya
Saat ini memang bagaimana ???
Kalau kita penikmat musik islami/positif khususnya nasyid ti baheula/sejak dulu, tentu kita akan merasakan perbedaannya, dan untuk hal ini kita juga tidak boleh menutup mata, kita lihat bagaimana tingkat apresiasi masyarakat terhadap nasyid saat ini, sesering apa diperdengarkan? dan dimana saja kita bisa mendengarnya? mungkin bagi yang benar-benar concern, kita hanya bisa mengelus dada, dan mungkin berkata dalam hatinya, sepertinya era nasyid ... (kalau bisa dibilang bagai lilin yang hampir padam), maaf ya guys, saya juga penikmat nayid, bahkan sampai saat ini saya masih mendengarkannya, akan tetapi dari pengamatan saya, realitas nasyid pada saat ini, ya seperti saya bilang tadi.
Apa sih yang menjadi daya tarik dari nasyid pada saat itu ???
Kalau jawaban pribadi saya, ingat ya, ini mah jawaban pribadi saya, kan beda kepala beda isinya, tapi terkait nasyid, insya alloh semuanya positif kok, o ya jadi begini guys, kalau menurut saya, pada saat itu, nasyid sebagai salah satu bentuk musik positif memiliki semacam ruh/inner charisma, dan mampu menjangkau jiwa, sehingga bisa menyejukkan hati pendengarnya dan mampu menggerakan pendengarnya untuk berbuat positif, kenapa ya ??? menurut saya, untuk menjawab hal tersebut mungkin kita perlu mengetahui juga siapa-siapa saja yang membuatnya, membawakannya, dimana saja diperdengarkannya, dan alasan pembuatannya, ingat ya, ini waktu itu, not this day, but was....
Kalo kita melakukan penelusuran, pada saat itu kita akan mendapati bahwa karya-karya yang dibuat saat itu adalah buatan para ustadz/guru/alim ulama/orang-orang sholeh, insya alloh, coba googling deh, siapa saja yang berkiprah di nasyid saat itu, kalau bukan ustadznya langsung, mereka adalah santri atau pribadi-pribadi yang tengah mendalami ilmu agama/tholabul ilmi, dan saat itu nasyid inipun diperdengarkan sebagai pembuka atau penutup kegiatan pengajian/kegiatan keislaman lainnya, dan kalau ditanyakan alasan pembuatannya, pasti jawaban semua penggiatnya pada intinya yaitu dalam rangka mensyi'arkan agama islam, agar umat islam sendiri memiliki musik alternatif dalam rangka mengiringi kegiatan-kegiatannya, dan agar masyarakat bisa tercerahkan dan meningkat motivasinya untuk kembali kepada fithrahnya/kembali ke jalan penciptanya, yaitu Alloh SWT, wallohu 'alam. So, dengan kata lain proses a sampai z nya nasyid pada saat itu, semuanya berkorelasi dan saling mendukung agar semakin besarnya ruh/inner charismanya nayid.
Comments
Post a Comment